hai hai hai, kali ini gue akan berbagi
cerita dan mungkin pengalaman tentang distro linux, yaitu seperti
judulnya, yap benar sekali, gue akan bercerita tentang distro Slackware
dan Ubuntu yang selalu menemani gue kapanpun.
Gue adalah pengguna Linux full, artinya netbook gue full berisi linux
tanpa ada campur tangan karya Microsoft yaitu windows yang menurut gue
sebuah Company yang cukup berpengaruh. Gue memutuskan hijrah full ke
Linux karena gue liat masih jarang yang menggunakannya, belum lagi
faktor Gratis tis tis. Saat ini gue menggunakan netbook dengan dua OS
linux dari dua distro yang cukup besar yaitu Slackware dan Ubuntu.
Slackware yang dibuat oleh Patrick Volkendring yang merupakan distro
linux tertua dan paling mirip dengan OS unix. Ubuntu adalah distro
turunan Debian yang dikembangkan oleh Cannonical. Kita lakukan
perbandingan saja ya, hmm kita bandingkan saja bagaikan sebuah mobil.
Slackware adalah mobil tua namun masih funky, karena dari segi
penampilan, slackware tidaklah sebagus distro lainnya meskipun ada KDE.
Namun tetap saja, ibaratnya umur tidak bisa berbohong, meskipun dengan
penampilan yang ciamik sekaligus, tidak menghilangkan kerutan tua pada
wajah slackware yang notabene sebagai mobil tua. Berbeda dengan Ubuntu,
bak mobil sport mewah yang harganya jutaan dolar, ubuntu cukup sedap
dipandang karena tampilannya yang modern dan lebih fresh. Dari segi
tampilan, saya lebih menyukai si Mobil tua dengan tampilan yang
sederhana dan simple apalagi pake XFCE.
Dari segi mesin antar kedua mobil, cukup sulit untuk dibandingkan,
mengapa ? ya karena si mobil tua memiliki mesin yang cukup tangguh dan
tahan lama. Pun dengan si mobil sport, memiliki mesin yang cukup tangguh
karena merupakan turunan dari debian yang memang terbiasa dirancang
untuk server, namun si mobil tua juga hebat dalam server.
Dari segi ketahanan mesin, saya lebih suka dengan Mobil tua, karena
tahan lama, maksud nya adalah, tidak rewel terhadap update aplikasi
karena update dilakukan oleh user langsung tanpa ada pemberitahuan jadi
tidak serewel mobil sport. Sebaliknya, si mobil sport memiliki perawatan
khusus jadi harus sering mendapatkan perawatan khusus berupa update
aplikasi.
Dari segi kemudahan, kali ini saya mendukung mobil sport, mengapa,
karena mudah sekali melakukan install aplikasi beserta depedensinya
sekaligus. ibaratnya pemasangan dan pergantian onderdil kendaraan
dilakukan oleh mesin yang mempermudah tugas dari teknisinya. Berbeda
dengan mobil tua, kita harus memastikan dan memasang secara manual
aplikasi atau onderdil yang kita butuhkan dan memastikan bahwa
depedensinya sudah lengkap. Maka dari itu, pengguna mobil tua jauh lebih
paham tentang mesin mobilnya dibandingkan dengan pengguna mobil sport.
Dari segi dukungan, mobil sport memiliki banyak sekali dukungan dan
bengkel ibaratnya, karena penggunanya yang sudah banyak. Sedangkan si
mobil tua hanya sedikit dan segelintir orang saja yang masih melirik
akan performa dan ketangguhan akan si mobil tua ini.
Dari segi fleksibilitas, saya lebih menyukai mobil tua yang sederhana
dan tidak terlalu mementingkan GUI. berbeda dengan mobil sport yang
elegan dan berfokus pada kenyamanan penggunanya.
Dari perbandingan tersebut, setiap distro memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing masing, hal diatas hanyalah sedikit pengalaman saya
dalam menggunakan distro tersebut, terima kasih atas perhatiannya. Salam
Hangat Open Source, Slackers dan Ubuntuers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar