Rabu, 03 April 2013

Cerita Slackware dan Ubuntu

hai hai hai, kali ini gue akan berbagi cerita dan mungkin pengalaman tentang distro linux, yaitu seperti judulnya, yap benar sekali, gue akan bercerita tentang distro Slackware dan Ubuntu yang selalu menemani gue kapanpun.

Gue adalah pengguna Linux full, artinya netbook gue full berisi linux tanpa ada campur tangan karya Microsoft yaitu windows yang menurut gue sebuah Company yang cukup berpengaruh. Gue memutuskan hijrah full ke Linux karena gue liat masih jarang yang menggunakannya, belum lagi faktor Gratis tis tis. Saat ini gue menggunakan netbook dengan dua OS linux dari dua distro yang cukup besar yaitu Slackware dan Ubuntu.

Slackware yang dibuat oleh Patrick Volkendring yang merupakan distro linux tertua dan paling mirip dengan OS unix. Ubuntu adalah distro turunan Debian yang dikembangkan oleh Cannonical. Kita lakukan perbandingan saja ya, hmm kita bandingkan saja bagaikan sebuah mobil. Slackware adalah mobil tua namun masih funky, karena dari segi penampilan, slackware tidaklah sebagus distro lainnya meskipun ada KDE. Namun tetap saja, ibaratnya umur tidak bisa berbohong, meskipun dengan penampilan yang ciamik sekaligus, tidak menghilangkan kerutan tua pada wajah slackware yang notabene sebagai mobil tua. Berbeda dengan Ubuntu, bak mobil sport mewah yang harganya jutaan dolar, ubuntu cukup sedap dipandang karena tampilannya yang modern dan lebih fresh. Dari segi tampilan, saya lebih menyukai si Mobil tua dengan tampilan yang sederhana dan simple apalagi pake XFCE. 

Dari segi mesin antar kedua mobil, cukup sulit untuk dibandingkan, mengapa ? ya karena si mobil tua memiliki mesin yang cukup tangguh dan tahan lama. Pun dengan si mobil sport, memiliki mesin yang cukup tangguh karena merupakan turunan dari debian yang memang terbiasa dirancang untuk server, namun si mobil tua juga hebat dalam server. 

Dari segi ketahanan mesin, saya lebih suka dengan Mobil tua, karena tahan lama, maksud nya adalah, tidak rewel terhadap update aplikasi karena update dilakukan oleh user langsung tanpa ada pemberitahuan jadi tidak serewel mobil sport. Sebaliknya, si mobil sport memiliki perawatan khusus jadi harus sering mendapatkan perawatan khusus berupa update aplikasi.

Dari segi kemudahan, kali ini saya mendukung mobil sport, mengapa, karena mudah sekali melakukan install aplikasi beserta depedensinya sekaligus. ibaratnya pemasangan dan pergantian onderdil kendaraan dilakukan oleh mesin yang mempermudah tugas dari teknisinya. Berbeda dengan mobil tua, kita harus memastikan dan memasang secara manual aplikasi atau onderdil yang kita butuhkan dan memastikan bahwa depedensinya sudah lengkap. Maka dari itu, pengguna mobil tua jauh lebih paham tentang mesin mobilnya dibandingkan dengan pengguna mobil sport.

Dari segi dukungan, mobil sport memiliki banyak sekali dukungan dan bengkel ibaratnya, karena penggunanya yang sudah banyak. Sedangkan si mobil tua hanya sedikit dan segelintir orang saja yang masih melirik akan performa dan ketangguhan akan si mobil tua ini.


Dari segi fleksibilitas, saya lebih menyukai mobil tua yang sederhana dan tidak terlalu mementingkan GUI. berbeda dengan mobil sport yang elegan dan berfokus pada kenyamanan penggunanya.
Dari perbandingan tersebut, setiap distro memiliki kelebihan dan kelemahannya masing masing, hal diatas hanyalah sedikit pengalaman saya dalam menggunakan distro tersebut, terima kasih atas perhatiannya. Salam Hangat Open Source, Slackers dan Ubuntuers :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar