Manusia
dan Kebudayaan
Seperti
yang kita tahu bahwa manusia itu adalah saya yang membuat tulisan ini, dan anda
yang sedang asyik membaca tulisan ini, hehe, kita termasuk manusia. Menurut
situs yang pernah saya baca bahwa manusia memiliki dua unsur penting yaitu raga
atau tubuh dan juga ruh. Raga atau juga fisik dapat kita lihat, kita raba, kita
sentuh itu merupakan tubuh manusia yang Nampak dari luar, sedangkan ruh
merupakan sesuatu yang tidak dapat dilihat manusia tapi sungguh ada
keberadaannya di dalam tubuh kita.
Dari
judulnya manusia dan kebudayaan saya memiliki contoh keterkaitan antara
masyarakat dan kebudayaan yang telah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun
yang lalu. Di daerah Sumedang Jawa Barat dimana kampung saya berada terdapat
kebudayaan tarian jaipong dan sinden hampir setiap acara hajatan nikahan maupun
yang lainnya. Saya sempat bertanya saat itu kepada salah satu tokoh masyarakat
disana, mengapa di jaman yang sudah
maju begini kok masih ada jaipongan,
bukanya dangdutan ataupun pentas band ? maklum, di Jakarta, saya sering melihat
bila ada acara seperti itu, hiburan yang ditampilkan berupa dangdutan maupun
pentas band. Beliau menjawab dengan bahasa sunda yang kira – kira bila di
translate begini “disini mah acara yang begituan (band atau dangdutan) kurang
begitu diminati walau masih ada juga yang suka”. Dari ucapan beliau saya
menarik kesimpulan bahwa penduduk di kampung tersebut masih lebih menyukai
kebudayaan yang sudah turun temurun di bandingkan kebudayaan baru / asing yang
dating dari luar. Saya bersyukur masih bisa bertemu dengan orang – orang yang
masih meneruskan kebudayan dari nenek moyangnya.
Dijaman
yang modern ini, banyak kebudayaan asing yang dating dan mencoba merusak
kebudayaan lama yang telah ada di masyarakat.salah satu contoh kongkritnya
adalah cara berpakaian dimana sekarang banyak yang berpakaian yang aneh-aneh
dan tidak sesuai dengan budaya bangsa timur. Khususnya kaum wanita, banyak
mengitu fashion baju yang memperlihatkan auratnya dan bahkan tidak malu lagi,
berbeda dengan adad berpakaian kaum timur seharusnya. Budaya barat yang semacam
ini yang seharusnya disingkirkan karena telah menyimpang dan keluar dari norma
agama yang berlaku.
Perkembangan
teknologi sudahlah tentu tidak dapat kita hindarkan lagi seperti adanya penemuan
handphone, computer bahkan tablet.secara tidak langsung perkembangan teknologi
yang sangat pesat membuat para manusia terutama kaum pemuda akan sangat malas
karena segala sesuatu mudah di dapatkan dengan perkembangan teknologi. Salah
satu contohnya adalah pada zaman dahulu bila kita membutuhkan air maka kita
harus menimba terlebih dahulu dari sumur, tetapi sekarang tidak lagi,
menggunakan jet-pump sekarang tidaklah harus serepot dahulu, dengan kata lain
kita bisa mendapatkan air secara cepat dan singkat. Bukan hanya itu saja, masih
banyak hal lainya yang semakin membuat kita terjerumus kedalam jurang kebodohan
lagi karena segala sesuatu bisa di dapat dengan cepat tanpa harus mengetahui
bagaimana prosesnya. Kebudayaan lainnya yang menurun menurut saya yaitu minat
baca di perpustakaan karena sekarang informasi dapat dilihat secara singkat
melalui internet. Dengan banyaknya orang yang membaca melalui media internet
dan computer akan merusak mata, berbeda jika dibandingkan dengan membaca melaui
buku.
Berbicara
mengenai budaya, budaya yang saat ini perlahan mulai memasuki bangsa kita
adalah budaya anarkis, seperti kita tahu beberapa waktu lalu di Bima, NTB.
Polisi bersikap anarkis kepada para demonstran yang menduduki pelabuhan Sape,
ada juga kejadian yang saat ini terjadi tentang demo menentang kenaikan harga
BBM, terjadi tindakan anarkisme dari polisi dan para demonstran. Kejadian
tersebut cukup memilukan, budaya anarkisme mencoreng budaya keramah tamahan
Negara kita budaya semacam inilah yang seharusnya diberantas.
Selain
budaya yang buruk, tidak sedikit pula budaya yang baik yang berkembang di
masyarakat, seperti budaya kepedulian sebagai contoh saat kasus Prita yang
menyeret RS OMN* Internasional, masyarakat memberikan Koin peduli untuk
membantu kasus tersebut, sama halnya dengan kasus TKI yang hampir dipancung,
masyarakat Negara kita mengumpulkan uang untuk menebus TKI tersebut, budaya
kepedulian semacam inilah yang seharusnya ditanamkan pada masyarakat Negara ini
agar tercipta Negara yang tentram adil dan damai bagi semua.
Pemerintah
juga cukup baik dalam masalah budaya, seperti pelarangan rok mini di kawasan
gedung DPR, niat yang cukup baik menurut saya tapi salah persepsi, bila
diamati, para wanita di gedung DPR masih berpakain wajar saat digedung tersebut
tidak berpakaian tidak sopan, tapi pelarangan itu cukup menarik sempatik saya
walaupun salah persepsi. Budaya lain yang buruk adalah budaya mencontek, Karena
itu adalah budaya setan dan harus dimusnahkan.
Kesimpulannya
adalah bahwa budaya itu sesungguhnya melekat pada setiap diri manusia dan pada
setiap kelompok masyarakat baik di desa maupun di kota tidak bergantung pada
agama, suku, kelompok tertentu, tetapi merata pada setiap anggota kelompoknya.
Hal yang harusnya dicermati adalah pemilahan budaya yang baik dan budaya yang
tidak baik agar tercipta keharmonisan dan bila ada budaya yang baik patut untuk
dilestarikan dan menolak budaya asing yang bertolak belakang dengan adab
kesantunan dan budaya yang telah melekat sejak zaman dahulu dan sejak nenek
moyang kita ada. Dengan adanya semangat untuk mempertahankan budaya yang baik,
diharapkan agar tercipta kedamaian bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar