Selasa, 24 April 2012


Manusia dan Kesusastraan

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk ciptaannya yang lain. Manusia diberikan akal dan pikiran untuk dapat terus berinovasi dan dapat terus berkembang. Selain diberikan akal dan pikiran, manusia juga diberikan hati yang dapat merasa atau perasaan. Manusia dapat merasakan perasaan sedih, senang, sakit dan lain sebagainya. Hati dan pikiran manusia yang saling berhubungan dan bekerja sama, dapat memunculkan rasa seni yang tinggi atau juga perasaan atas sastra yang tinggi. Itulah maksud dari Manusia dan Kesusastraan.


Sastra merupakan sebuah nilai yang tidak dapat dihitung, karena sebuah hasil sastra dapat menenangkan batin setiap orang yang melihat atau mendengarnya. Sastra juga merupakan sebuah nilai seni yang bernilai sangat tinggi bahkan sulit jika di setarakan dengan uang, karena sebuah hasil seni dapat memuaskan seseorang maupun sekelompok orang secara terus menerus tanpa peduli waktu, dan tempat. Uang dapat saja habis terpakai, tetapi sebuah nilai seni keindahannya tidak akan habis dirasakan dan dilihat. Sebuah hasil seni atau sastra dapat kita rasakan walaupun untuk beberapa abad kemudian. Nilai sastra yang tinggi adalah sastra atau seni yang dapat membuat orang yang melihat atau merasakannya berasa bahagia atau terpesona karenanya.
Pada zaman modern seperti sekarang, manusia dan sastra nampaknya sulit untuk terpisahkan, mereka ibarat sebuah satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Karena dari itu manusia dan sastra hidup berdampingan. Sastra atau karya seni lainnya seolah sudah mendarah daging bagi masyarakat kita. Banyak orang hidup dari sastra, dan banyak juga orang yang rela membayar tinggi untuk sebuah hasil karya sastra dari orang lain. Mungkin bukan hanya sastra saja, masih banyak karya seni lainnya yang sangat menyejukan orang yang melihat atau mendengarnya. Hanya orang memiliki hati nurani yang suci dan bersih lah yang mampu memnikmati sebuah hasil karya sastra.

Budaya di Indonesia sangatlah banyak dan beragam khasnya. Tidak sedikit pula budaya sebuah daerah berupa sastra. Banyak sekali sastrawan Indonesia yang sangat baik. Sastra itu sendiri bisa juga dibilang sebagai hasil murni kecerdasan hati dan pikiran seseorang, karena tidak mudah membuat hasil karya sastra yang baik dan berkualitas tinggi.

Namun, zaman era 1980-2000, banyak orang tua yang mengkhawatirkan anaknya menjadi seorang sastrawan atau seniman. Mereka beranggapan bahwa menjadi seorang sastrawan atau seniman tidaklah menghasilkan uang yang banyak. Relatif orang tua zaman dahulu banyak yang berorientasi pada uang bukan pada kepuasan batin. Mungkin masih banyak yang teringat dengan pelajaran bahasa Indonesia pada masa sekolah dulu, pasti dalam setiap buku paket selalu ada puisi yang sama karya Chairil Anwar yang berjudul “AKU”. Itu puisi yang sampai saat ini saya tahu selama saya sekolah, itu pelajaran bahasa Indonesia yang satu-satunya saya ingat. Karya beliau begitu melejit dengan puisinya.

Dengan adanya sebuah karya sastra membuat hidup ini menjadi lebih berwarna dan indah. Karya seni utamanya sastra adalah anugrah terindah bagi yang suka terhadap sebuah karya sastra. Mungkin juga banyak yang menyukai hasil karya seni lainnya seperti melukis, musik, tari dan lain lain. Indonesia melimpah sekali kebudayaannya berupa seni tari-tarian daerah, lagu daerah, bahkan juga hasil karya buatan Indonesia seperti batik dan wayang. Satu hal yang patut di sesalkan adalah , belum semua kebudayaan kita mendapat pengakuan dari UNESCO, banyak negara lain yang iri kepada limpahan kebudayaan negara kita, utamanya tuh si Malay yang selalu mengakui hasil karya kebudayaan kita selalu saja diaku – akui olehnya. Tidak hanya membuat kita sebagai penduduk bangsa ini geram, kita juga seolah ingin sekali memaki, menghina, negara tetangga kita itu. Tapi, kita harus tetap tenang sebagai negara yang memiliki pendidikan. Pemerintah juga dinilai takut atau segan untuk menegur bahkan memberikan peringatan kepada negara bersangkutan, tidak seperti zamannya Ir.Soekarno yang sangat lantang berteriak “Ganyang Malaysia” karena saking geramnya dengan kelakuan negara serumpun itu.

Balik lagi ke topik, sastra bisa juga disebut sebagai seni yang pintar dan indah dalam mengolah kata. Di dalam sastra, seseorang dapat dengan leluasa membuat kumpulan kata atau rangkaian kata kata indah. Mungkin tidak semua orang dapat memahami arti dari sebuah karya seni sastra, karena sastra terkadang menggunakan kalimat tingkat tinggi yang mungkin butuh pemahaman extra dalam memahami sebuah hasil karya sastra. Sastra memiliki nilai nilai seperti :

  1. memberikan kesenangan
  2. memberikan informasi
  3. memberikan warisan kultural
  4. memberikan keseimbangan wawasan

Terkadang sastra juga banyak mengisahkan perjalan hidup yang terkadang pula merupakan curhatan hati penulisnya, meski demikian, sebuah karya sastra dapat dinikmati siapa saja karena ke puitisan sebuah karya sastra.

Sastra juga memiliki kata kata yang ambigu, atau memiliki banyak arti dari sebuah hasil karyanya. Generasi muda khususnya, seharusnya dapat terus mengmbangkan sebuah hasil sastra, karena Indonesia sesungguhnya memiliki banyak sekali bibit-bibit sastra yang hebat. Mungkin bukan hanya sebuah karya sastra saja, bidang seni yang lain juga seharusnya banyak diminati para generasi muda, dan juga semua kebudayaan yang ada agar kebudayaan yang ada di negara kita ini dapat terus lestari dan tidak di aku-akuin oleh negara lain lagi.

Pemerintah sebenarnya juga sangat berperan penting dalam pencarian bibit yang handal dan juga dalam upaya pelestarian kebudayaan Indonesia. Sastra hanyalah salah satu jenis seni yang mungkin sebuah anugrah seni, karena sastra dapat merasuki hati setiap orang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar