MANUSIA
DAN PENDERITAAN
Penderitaan adalah sebuah siksaan
bagi semua orang. Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya sebuah
penderitaan. Manusia selain diberikan sebuah kesenangan ataupun keindahan,
pasti juga merasakan yang namanya penderitaan, entah itu seorang raja sekali
pun pasti pernah yang namanya merasakan penderitaan. Penderitaan bagi sebagian
orang merupakan sebuah anugrah karena itu menandakan Allah masih sayang
kepadanya dengandiberikan sebuah penderitaan.
Bila berbicara mengenai penderitaan,
di sekitar kita ini sebenarnya banyak sekali contoh contoh dari penderitaan.
Negara kita ini banyak sekali memiliki penderitaan. Masyarakat kita yang
mayoritasnya miskin semakin memperbesar celah masuknya penderitaan bagi
seseorang maupun keluarga. Kekurangan makan atau sakit kemudian ditolak oleh
rumah sakit pemerintah itu juga merupakan sebuah penderitaan bagi seseorang.
Makanya benar bila ada ungkapan yang menyatakan bahwa jangan hanya melihat
keatas saja, tapi lihatlah kebawah juga. Anak-anak dijadikan sebagai sumber
pencari uang bagi orang tuanya atau bahasa kerennya exploitasi anak juga
merupakan sebuah penderitaan bagi anak tersebut. Tidak sedikit yang melakukan exploitasi
anak dibawah umur. Penderitaan jasmani dan psikis akan dialami oleh anak
tersebut.
Berdasarkan contoh diatas,
sebenarnya bagaimana dengan pasal dalam UUD yang membela anak-anak yang tidak
bersalah tersebut. Dimana peran pemerintah, pemerintah seolah tutup mata dan
tutup telinga dan seolah olah melakukan pembiaran akan penderitaan anak-anak
yang seharusnya sekolah dan belajar tersebut. Masih banyak contoh penderitaan
yang ada di negara ini, seperti tidak akan ada cerita yang lebih menyayat hati
selain penderitaan dinegri ini. Selain menjadi exploitasi dari orang dewasa,
banyak juga anak-anak Indonesia yang kekurangan gizi buruk, karena sulitnya
mencari nutrisi yang baik bagi pertumbuhan anak akhirnya ada orang tua yang
hanya bisa memberikan asupan makanan seadanya bagi anak-anak mereka, sehingga
akhirnya mereka menjadi pasien gizi buruk.
Penderitaan lain yang ada di negara
ini adalah adanya penyiksaan terhadap TKI kita, entah yang ada di Malaysia Arab
Saudi , dan ditempat lainnya. TKI kita bahkan disiksa sedemikian rupa hingga
terjadi luka-luka parah, di setrika, disundut rokok, bahkan baru baru ini ada
yang ditembak mati di Malaysia karena dugaan kasus pencurian. Mengapa selalu
hal yang diungkapkan negara yang bersangkutan yang kita percayai, pernah ada
kasus percobaan pemerkosaan menurut salah satu TKI kita, tetapi ia disiksa
dengan disundut rokok dan bahkan majikannya pun berkilah mengenai hal tersebut.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dimana peran kedubes kita? Haruskan TKI kita terus
menderita dengan tidak dibayarnya gaji mereka maupun siksaan yang diterimanya.
Penderitaan lain yang diterima
bangsa kita adalah pelecehan atas pengakuan kedaulatan wilayah Indonesia oeh
Malaysia yang sangat sering terjadi, Malaysia mengakui bahwa wilayah Indonesia
sebagai wilayahnya. Namun kita hanya bisa prihatin dengan kejadian tersebut.
Berbeda dengan saat Ir.Soekarno memimpin negara kita, dengan lantangnya beliau
berkata “ganyang Malaysia” karena beliau sudah kesal dengan ulah negara
tetangga yang mengaku serumpun itu. Tapi sekarang, kita hanya bisa kesal
dibalik selimut akibat ulah negara tersebut. Hal tersebut merupakan sebuah
penderitaan bukan hanya bagi satu orang Indonesia, melainkan seluruh rakyat
Indonesia merasa terhina akan kejadian tersebut. Sudah cukuplah Timor-Timor
lepas dari Indonesia, sudah cukuplah Sipadan dan Ligitan terebut Malaysia, kita
tak mau menderita dengan kehilangan pulau lain dari negara tercinta kita ini.
Penderitaan layaknya seperti virus
yang harus dibasmi, penderitaan terhadap orang lain, kita pun harus ikut
merasakannya, karena kita adalah satu, satu adalah kita, penderitaan rakyat
haruslah dirasakan para wakil rakyat, jangan seperti saat ini, penderitaan
rakyat ditanggapi dengan studi-banding keluar negeri oleh para wakil rakyat, penderitaan
rakyat ditanggapi dengan perbaikan toilet yang harganya selangit. Banyak
saudara-saudara kita yang mungkin kelaparan, tidak seperti orang orang
beruntung yang masih bisa makan. Mulailah dari hal kecil, habiskanlah makanan
yang kita makan, jangan disisakan, betapa sedihnya orang diluar sana yang sulit
mencari makanan namun kita hanya membuang – buang makanan. Bila kita melihat
para pengemis dipinggir jalan, apa hati kita tidak terenyuh melihat keadaan
mereka, bukan mereka yang ingin menjadi demikian, tapi keadaan lah yang membuat
mereka menderita.
Mungkin kita memang tidak bisa
terhindar dari penderitaan yang sudah ditakdirka oleh Allah kepada kita, tapi
pasti itu adalah sebuah hidayah atau mungkin sebuah teguran atas apa yang telah
kita lakukan. Tetapi, dibalik sebuah penderitaan pasti ada hikmahnya, dan
bagaimana kita bangkit dari penderitaan yang kita terima dan menjadikan sebuah
penderitaan yang kita terima menjadi sebuah keindahan untuk kita maupun untuk
sesama.
Penderitaan dilain pihak bisa menjadi
sumber keuntungan bagi sebagian atau sekelompok orang, lihat saja, ada orang
yang diperkosa, kemudian masuk headline sebuah surat kabar, dan kemudian
korannya itu laku, nah berati produsen koran tersebut mendapatkan keuntungan
dari penderitaan seseorang atau pihak lain. Fair kah itu ? Ya inilah hidup.
Bukan seberapa besar penderitaan yang kita terima, tetapi bagaimanakah kita
keluar dari penderitaan yang kita terima itu, itulah yang menjadikan seseorang
yang dulunya menderita menjadi seorang yang sangat sukses.
Banyak sekali orang yang dahulunya
adalah orang penuh dengan penderitaan, namun sekarang menjadi seorang yang
sukses dan berhasil. Ia mencoba segala kemungkinan dalam hidupnya dan dalam
penderitaannya untuk menjadi seorang yang benar-benar sukses. Sebenarnya kita
boleh saja meratapi penderitaan yang kita alami, namun janganlah terlalu lama,
kita harus tetap bangkit untuk melawan penderitaan yang kita alami. Penderitaan
bisa saja diartikan sebagai pembuktian seberapa tangguhnya kita dalam menjalani
hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar