Selasa, 13 November 2012

Konflik



KONFLIK

Konflik adalah perseteruan yang terjadi antara dua pihak atau lebih. Konflik biasanya lebih diartikan sebagai perperangan melawan sesuatu, misalkan saja konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel. Konflik atau perperangan yang terjadi di sana adalah akibat dari perebutan atau secara kasar bisa disebut perampasan tanah dan lahan Palestina oleh Israel. Contoh lainnya adalah konflik yang terjadi di Burma Myanmar antara Aung Saan Su Kyi melawan penjajahan demokrasi dan moral di sana. Kegigihan Aung Saan Su Kyi melawan penindasan atas kebebasan dan memperjuangkan demokrasi telah menjadikannya berkonflik dengan pemegang kekuasaan disana. Hal yang baru-baru ini terjadi adalah konflik antara kaum mayoritas melawan minoritasnya seperti kaum Rohingya melawan mayoritas penduduk atau juga seperti aliran Syiah yang berkonflik dengan aliran Sunni.


Konflik bisa bermacam-macam, bisa saja konflik antara individu melawan individu lain, individu melawan kelompok ataupun individu melawan dirinya sendiri atau biasa sering disebut melawan hawa nafsu sendiri. Ada juga konflik moral yang terjadi yaitu konflik antara seorang individu melawan dirinya sendiri dari sisi moral dan tingkah lakunya. Saya tertarik pada suatu konflik yaitu konflik antara legalitas vs ilegalitas, bisa diartikan mirip dengan konflik antara yang bersih melawan yang kotor. Contoh kongkritnya adalah korupsi, orang yang korupsi sudah tidak takut lagi menggunakan uang kotornya untuk makan dan mencukupi kebutuhan hidupnya bahkan sampai berfoya-foya menggunakan uang haram itu. Contoh lainnya yang cukup ironi adalah pembajakan atau pelanggaran hak cipta, kini orang-orang tanpa ragu mendownload dan membagi-bagikan konten yang sebenarnya adalah konten yang memiliki hak cipta seperti lagu, software, gambar dan lain-lain, legalkah itu?

Legalitas dan Ilegalitas di negeri ini nampaknya hanya dimiliki oleh lembaga negara yang berebut kelegalan dalam berebut suatu kasus. Ironinya pembajakan dan ilegalitas kini telah sampai pada titik nadir yaitu telah merasuki tunas-tunas bagsa yaitu anak-anak. Hal demikian bisa terjadi karena pengajaran akan sesuatu yang legal itu sangatlah kurang. Lagi – lagi legalitas cuma menjadi buah bibir semata, buktinya di sekolah-sekolah masih saja guru mengaarkan anak muridnya menggunakan sesuatu yang tidak legal seperti software bajakan, gejolak apakah yang sedang terjadi ini ?

Kini masyarakat banyak yang lebih memilih sesuatu yang bajakan dibandingkan dengan yang asli seperti lagu dan lain-lain. Alasan utama mereka memilih yang bajakan adalah karena harga yang dikeluarkan jauh lebih murah. Perseteruan antara mana yang legal dan ilegal nampaknya akan terus berlanjut karena masyarakat banyak yang tidak peduli tentang sesuatu yang legal dan ilegal. Orang yang menggunakan sesuatu yang legal adalah orang yang meghargai hasil karya orang lain dengan tidak menggunakan bajakan. Namun, para pengguna yang masih mengunakan aplikasi bajakan nampaknya tidak peduli, yang penting bagi mereka adalah kebutuhan mereka dapat tercukupi dan apa yang mereka inginkan dapat terpenuhi.

Kesimpulan dari legal dan ilegal adalah kelegalan dan keilegalan telah tercampur menjadi satu sehingga sulit untuk menentukan mana yang legal dan mana yang ilegal. Konflik antara yang legal dan ilegal harus dihentikan karena dapat memecah belah persatuan, marilah kita gunakan sesuatu yang legal seperti tidak menggunakan bajakan atau menggunakan jasa calo. Konflik di mana pun akan terus ada, tidak hanya konflik antar individu, namun juga konflik moral yang melawan diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar