KONFLIK
Konflik adalah
perseteruan yang terjadi antara dua pihak atau lebih. Konflik
biasanya lebih diartikan sebagai perperangan melawan sesuatu,
misalkan saja konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel.
Konflik atau perperangan yang terjadi di sana adalah akibat dari
perebutan atau secara kasar bisa disebut perampasan tanah dan lahan
Palestina oleh Israel. Contoh lainnya adalah konflik yang terjadi di
Burma Myanmar antara Aung Saan Su Kyi melawan penjajahan demokrasi
dan moral di sana. Kegigihan Aung Saan Su Kyi melawan penindasan atas
kebebasan dan memperjuangkan demokrasi telah menjadikannya berkonflik
dengan pemegang kekuasaan disana. Hal yang baru-baru ini terjadi
adalah konflik antara kaum mayoritas melawan minoritasnya seperti
kaum Rohingya melawan mayoritas penduduk atau juga seperti aliran
Syiah yang berkonflik dengan aliran Sunni.
Konflik bisa
bermacam-macam, bisa saja konflik antara individu melawan individu
lain, individu melawan kelompok ataupun individu melawan dirinya
sendiri atau biasa sering disebut melawan hawa nafsu sendiri. Ada
juga konflik moral yang terjadi yaitu konflik antara seorang individu
melawan dirinya sendiri dari sisi moral dan tingkah lakunya. Saya
tertarik pada suatu konflik yaitu konflik antara legalitas vs
ilegalitas, bisa diartikan mirip
dengan konflik antara yang bersih melawan yang kotor. Contoh
kongkritnya adalah korupsi, orang yang korupsi sudah tidak takut lagi
menggunakan uang kotornya untuk makan dan mencukupi kebutuhan
hidupnya bahkan sampai berfoya-foya menggunakan uang haram itu.
Contoh lainnya yang cukup ironi adalah pembajakan atau pelanggaran
hak cipta, kini orang-orang tanpa ragu mendownload dan
membagi-bagikan konten yang sebenarnya adalah konten yang memiliki
hak cipta seperti lagu, software, gambar dan lain-lain, legalkah itu?
Legalitas
dan Ilegalitas di negeri ini nampaknya hanya dimiliki oleh lembaga
negara yang berebut kelegalan dalam berebut suatu kasus. Ironinya
pembajakan dan ilegalitas kini telah sampai pada titik nadir yaitu
telah merasuki tunas-tunas bagsa yaitu anak-anak. Hal demikian
bisa terjadi karena pengajaran akan sesuatu yang legal itu sangatlah
kurang. Lagi – lagi legalitas cuma menjadi buah bibir semata,
buktinya di sekolah-sekolah masih saja guru mengaarkan anak muridnya
menggunakan sesuatu yang tidak legal seperti software bajakan,
gejolak apakah yang sedang terjadi ini ?
Kini masyarakat banyak
yang lebih memilih sesuatu yang bajakan dibandingkan dengan yang asli
seperti lagu dan lain-lain. Alasan utama mereka memilih yang bajakan
adalah karena harga yang dikeluarkan jauh lebih murah. Perseteruan
antara mana yang legal dan ilegal nampaknya akan terus berlanjut
karena masyarakat banyak yang tidak peduli tentang sesuatu yang legal
dan ilegal. Orang yang menggunakan sesuatu yang legal adalah orang
yang meghargai hasil karya orang lain dengan tidak menggunakan
bajakan. Namun, para pengguna yang masih mengunakan aplikasi bajakan
nampaknya tidak peduli, yang penting bagi mereka adalah kebutuhan
mereka dapat tercukupi dan apa yang mereka inginkan dapat terpenuhi.
Kesimpulan dari legal
dan ilegal adalah kelegalan dan keilegalan telah tercampur menjadi
satu sehingga sulit untuk menentukan mana yang legal dan mana yang
ilegal. Konflik antara yang legal dan ilegal harus dihentikan karena
dapat memecah belah persatuan, marilah kita gunakan sesuatu yang
legal seperti tidak menggunakan bajakan atau menggunakan jasa calo.
Konflik di mana pun akan terus ada, tidak hanya konflik antar
individu, namun juga konflik moral yang melawan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar